Tidaklah salah dengan menjadi tidak baik-baik saja !

Menghadapi lingkungan toxic membuatku sadar bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain, tapi bisa mengatur reaksi dan menetapkan batasan. Fokuslah pada diri sendiri, ambil langkah perlahan, dan temukan pelajaran di setiap tantangan. Jangan takut berhenti sejenak untuk meraih kembali kenyamanan.

Tidaklah salah dengan menjadi tidak baik-baik saja !
Photo by Lesly Juarez / Unsplash

Hai !

Bagaimana harimu ?

Apa kamu baik-baik saja ?

Tidak mengapa jika harimu tidak baik-baik saja, kok.

Tidak mengapa juga jika kamu merasa sesak, seolah dunia menghimpit. Rasanya susah sekali bernafas, ya ?

Tak selamanya hidup harus baik-baik saja kan. Terkadang kita butuh menjadi tidak baik-baik saja tuk bertumbuh. Itulah roda kehidupan.

Oh iya !

Hari ini aku membaca sebuah buku menarik, yang mungkin bisa membuatmu merasa lega. Mungkin saja kamu bisa mendapatkan cara pandang baru dalam kesusahanmu saat ini, loh. Walaupun aku tak bisa menjanjikan kamu akan menjadi baik-baik saja setelah ini. Setidaknya, izinkan aku untuk berbagai sedikit cerita padamu tentang sebuah cara pandang dalam sebuah masalah.

"Sekalipun tidak bisa memberikan saran atau ide cemerlang yang membuka mata, tapi orang akan sedikit merasa lebih baik ketika ada seseorang yang mau mendekati posisinya dan mendengarkan ceritanya. " - Tsuneko Nakamura

Aku pernah dititik dimana aku merasa segala sesuatu yang ku lakukan selalu saja salah dimata orang. Hingga aku tidak tau mana yang baik dan mana yang buruk. Semua yang kulakukan rasanya selalu mendapatkan komentar buruk. Hingga aku menanyakan eksistensi diriku sendiri. Merasa tidak berguna, merasa bahwa aku tidak layak. Bahkan bernafas pun, rasanya salah !

Buku ini sangat membantuku untuk merubah cara pandang dalam sebuah masalah. Mungkin buku ini juga yang Allah tujukkan, supaya aku bangkit dan bertumbuh.

Yes, buku Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan ! Sebuah mahakarya dari dokter Tsuneko Nakamura dan Hiromi Okuda.

Buku Hidup Daamai Tanpa Berpikir Berlebihan : Cara Mengkompromikan Perasaan Dengan Kenyataan

Dulu aku beranggapan bahwa lingkunganku toxic banget.

Apa diriku yang toxic atau problematik, ya ?

Kenapa orang-orang tega dan mudah menyalahkan diriku ?

Susah ya bertanya dulu ?

Harus banget ya judge kayak gitu ?

Duh ! Malu banget ngomong didepan umum !

Kira-kira seperti itulah yang aku alami. Tak ada sedikit pun kata yang bisa keluar dari kerongkonganku. Sesak banget. Aku takut ! Arrgh. . .

Aku tidak bisa membela diri. Aku takut tidak bisa menata tutur kata ku, saat itu. Aku takut kalau memang aku yang salah.

Kayak benar-benar abu-abu. Samar. Kabut. Ya, lebih tepatnya ngeblank banget.

Didalam buku ini, aku menemukan sebuah insight baru bahwa,

Ketika manusia berkumpul, akan lahir berbagai ketidakadilan dan ketidakpuasan. Jika ada orang yang keberadaanya membuatmu sangat tidak menyenangkan sehingga membuat hatimu sakit, beranikan dirimu untuk menjauh. Mungkin kamu akan memilih untuk mencari tempat baru. Namun, sekali pun sudah berganti tempat baru, teman baru, pasti akan ada hal yang tidak menyenangkan.

"Pada akhirnya, kemanapun kita pergi akan sama saja. Tidak ada lingkungan yang 100% bisa memuaskan kita"

Jadi, tidak ada hal lain yang bisa lakukan selain mengahadapinya. Oke !

Aku pun mengehela nafas yang begitu dalam.

Hmm...berat ya !

Jika bisa pergi ke bulan atau planet mars, aku pasti akan pergi kesana !

Wait. ..

Yang pasti kamu tidak akan pernah bisa merubah orang lain dari sifat ataupun kebiasaan. Dan kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk menerimamu seutuhnya. Yeah, seperti yang kamu alami saat ini. Kamu tidak bisa merubah pikiran orang lain terhadapmu. It's a fact but I know it hurts !

Sebab itulah, penting untuk berpikir apa yang harus dilakukan dan bagaimana seharusnya bertindak agar diri kita bisa sedikit merasa nyaman. Jika kamu mempertimbangkan beban dibenakmu, itu merupakan cara yang lebih efisien.
Love yourself, sometimes distance is not a bad thing.

Dan kamu harus tau juga bahwa setiap manusia adalah pribadi yang berbeda yang masing-masing memiliki keinginan sendiri, jadi tak selalu berjalan ke arah yang sama.

"Dengan tidak berharap ada kalanya akan terlihat cara atau jalan lain"

Pada akhirnya kamu akan mengerti ketika kamu menetapkan sebuah garis batas yang jelas melalui jarak pada orang-orang yang membuat hatimu suram merupakan langkah baik untuk mencipatan sebuah oasis hati, meringakan langkahmu, dan kamu lebih bersemangat dalam menjalani hidup.

"Saat arus baik datang kerap kali secara ajaib orang-orang disekitar kita malah memberikan dorongan"

Jika kamu memikirkan untung rugi, atau dengan kata lain kamu terbelenggu rasa nggak enak-an. Alangkah baiknya, jika kamu mulai mempertimbangkannya dengan menggunakan hati nuranimu. Apakah hatimu merasa bahagia ? Apakah kamu baik-baik saja ?

Terkadang menjadi egois itu baik.

Rasanya, kamu harus mencoba untuk tidak terlalu memusingkan ekspresi semua orang yang berekspresi dengan kita, sih.

Harusnya begitu !

Tapi, sulit !

I know but we won't know if we never try.

Nggak ada yang salah dengan mencoba walaupun tak sepenuhnya langsung berjalan dengan keinginan kita, bukan ?

"Jangan mudah mencari kesimpulan dengan cepat ketika mengalami sebuah kesulitan atau hal yang tidak menyenangkan."

Pada dasarnya tidak ada nilai sempurna dalam hubungan manusia, yang perlu dilakukan hanyalah menyampaikan isi hati dan berkeluh kesah kepada orang yang memang diinginkan.

Sekali pun kita menrencanakan untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu dalam satu waktu, belum tentu semua akan bejalan sesuai yang kita rencanakan. Thats life !

Terkadang kita memiliki sebuah hubungan dan pada akhirnya menghilang. Hal tersebut sering terjadi. Itu wajar.

Jangan membohongi diri sendiri.

Kalau sampai kehilangan kontrol dan terus membebani diri sendiri, apa yang seharusnya berjalan baik pun jadi tidak akan berjalan baik. Pada akhirnya diri kita sendirilah yang harus memutuskan bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain dan bagaimana memanfaatkan hubungan itu.

" Hal yang terbaik adalah jujur pada diri sendiri."

Meski menghadapi kondisi yang melelahkan, selama bisa makan, bisa tidur, jiwa ragamu sehat, tidak ada salahnya untuk bersabar sedikit dan terus berusaha. Jika kita bisa memahami bahwa setiap pengalaman memiliki arti, maka kita akan bisa bertahan saat menghadapi kondisi tersebut.

Anggaplah bahwa apa yang kamu alami saat ini adalah sebuah pengalaman berharga.

Ketika kita mempersiapkan yang terburuk dan menyadari "inilah hidup saya saat ini", maka kamu bisa beradaptasi, InsyaAllah.

Pengalaman berat yang saat ini kamu lalui dan rasakan. InsyaAllah, akan mempertebal karakter dan jiwamu !

"Jika suatu saat nanti Anda mendapatkan pengalaman yang berat, saat itu juga bisa berarti masa untuk belajar cara pandang dari sesuatu yang baru"

Bagaimana jika aku tidak bisa menjalankannya ?

Alih-alih kamu berpikir bahwa "semua tidak berjalan lancar, untuk itu saya harus bekerja keras". Bagaimana jika ubah ubah dengan berpikir, "meski tidak berjalan lancar, tapi saya akan melakukannya dengan pelan-pelan".

Menyiksa diri sendiri dengan pikiran "mengapa tidak berjalan lancar ?" akan membuat diri sendiri menjadi lelah. Lakukan apa saja yang ada didepan matamu saat ini. Cobalah untuk menerimanya walaupun hanya setitik.

Jika kamu melakukannya dengan pelan-pelan, kamu akan terbiasa dan tanpa sadar kamu sudah keluar dari lembah kesusahan itu. Life must go on.

Mungkin berat !

Pikiranmu semakin banyak, tentang ini dan itu. Menerawang angan-angan dan segala kemungkinan.

Ya, kemungkinan yang belum terjadi sih. He he.

Atau dipikiranmu saat ini seolah sedang memutar film dokumentar kisah dirimu yang menyedihkan. Menginat betapa kejamnya dunia ini.

Ketika hal tersebut datang, perintahkan diri sendiri untuk "berhenti berpikir sebentar".

Berhenti walau hanya sekadar mengambil satu tarikan nafas pun, tidak masalah.

Saatnya kamu juga harus mencoba memilih mana yang harus dipikirkan dan mana yang tidak, serta berlatih melepaskan.

Pikiranmu masih kalut. Mulai banyak perdebatan dalam pikiranmu. Kacau.

Bingung mau mulai darimana ? Aku harus bagaimana ?

"Salah satu cara agar tidak berpikir macam-macam adalah dengan menyibukkan diri."

Ambil nafas, pelan ! Lalu keluarkan !

Tenangkan dirimu, sejenak !

Berhenti.

Yang jelas, take your time.

Terima perasaan gelisahmu saat ini. Terima kondisimu saat ini.

Time will heal you. Slowly.

Itu akan menjadi obat terbaik agar tidak dipermainkan oleh ingatan. Meski tidak instan, tapi perlahan-lahan akan menyembuhkanmu. Seiring dengan kamu mau mencobanya.

Coba pikirkan berbagai masalah yang sudah kamu lalui sejauh ini. Hingga membuatmu seperti sekarang.

Kamu akan menemukan sebuah fakta mengejutkan, ketika menghadapi situasi yang membuatmu ragu "mau dikerjakan atau tidak".

Yeah, seperti saat ini.

Ternyata setelah mencoba mengerjakan. Amazing, kebanyakan bisa diatasi kan ?

Saat merasa tak sanggup, tidak ada salahnya kamu mencari bantuan. Saat fisik dan hati sedang lelah pun, jangan melakukan sesuatu yang menambah beban.

Contohnya, menangis saja jika mau menangis. Atau kamu juga bisa berteriak sesuka hati didalam kamar mandi.

Jika kamu merasa "harusnya bukan begini", mungkin ada baiknya kamu mempercayai perasaan itu. Tidak ada ketentuan kalau kita harus menjalani kehidupan yang sama dengan orang lain. Bulatkan tekad bahwa "ini hidup saya.".

Bagaimana pun manusia hanya bisa menjalani hidup sebagaimana dirinya. Cobalah untuk mengingat itu ketika merasa lelah hidup dipermainkan oleh orang lain.

Semoga kamu merasa lebih baik walaupun hanya 1%. Setidaknya hal itu mengurangi keresahanmu.

Jika kamu masih resah dan butuh refleksi diri. Aku sarankan kamu ke ahli. Atau minimal kamu bisa membeli buku ini, seperti diriku (ha ha). Buku yang bisa kunikmati saat sendiri, sekali duduk, bahasa yang lugas, tapi mudah di mengerti, Insyaa Allah. Dan yang tak bisa aku lupakan bahwa buku ini sangat membekas dan memberikanku sebuah pembelajaran.

Semoga harimu cerah kembali.

Senyummu cepat merekah.

Aku harap hidupmu dan sapaanmu menjadi hangat kembali.

See you.

Read more