Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Kurang Percaya Diri ?

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Kurang Percaya Diri ?
Photo by Nik / Unsplash

Tidak ada anak yang lahir dengan percaya diri, atau sebaliknya. Dan tidak ada anak yang lahir dengan rasa rendah diri. Rasa percaya diri adalah sesuatu yang terbentuk sesuai dengan dengan bertambahnya usia anak dan tidak muncul mendadak. Sehingga rasa percaya diri itu perlu dibentuk dan dipupuk sejak dini. Hal tersebut sangat penting bagi anak karena percaya dirinya akan mempengaruhi masa depannya.

Tiap Anak Berbeda

Bunda sebagai orang tua harus menerima anak apa adanya. Mungkin hidup dengan seorang anak yang masih kecil tidak seperti apa yang ada dibayangan bunda selama ini. Seorang anak yang masih bayi seringkali menangis, menjerit, sakit, susah tidur, dan banyak hal lainnya. Namun, itulah kenyataannya bunda dan bukan menjadikan sebuah alasan untuk menyalahkan anak. Mungkin anak berkulit lebih gelap atau behidung lebih pesek daripada saudara-saudara lainnya atau bahkan teman-teman lainnya. Namun, hal tersebut bukanlah kekurangan, akan tetapi bentuk fisik yang harus diterima oleh bunda. Jika bunda mampu bahagia dengan apa pun kondisi anak maka anak juga akan merasakan apabila dia lebih dicintai. Sehingga, ketika anak tumbuh, dia akan lebih mencintai dirinya.

Bunda juga jangan memburu anak untuk melakukan apa pun yang belum ia bisa lakukan, apalagi dengan alasan “anak lainnya sudah bisa”. Biarkan anak berkembang sesuai dengan kemampuan dirinya. Ingatlah, pepatah ini bunda “Rumput tidak menjadi tinggi karena ditarik setiap hari, tapi karena diberi air, sinar matahari, udara, dan waktu untuk tumbuh.”. Olrh karena itu, bunda dan ayah harus mencurahkan kasih sayang dan ambil waktu untuk anak. Berikan anak rasa aman, nyaman, dicintai, dan dihargai sehingga di tidak meragukan kemampuannya sendiri.

Komentar Positif

Sangatlah wajar apabila bunda ingin mengomentari tingkah laku anak, apalagi jika sedang mengobrol dengan orang tua lainnya. Namun, usahakan anak tidak mendengarkan komentar bunda tentang dirinya atau jangan biarkan komentar bunda terdengar juga di teman-temannya. Hal tersebut akan membuatnya merasa sebagai indivisu yang aneh. Oleh karena itu, bunda harus memberikan komentar dengan kalimat positif. Misal, kalimat “Anak saya tidak bisa diam.” ganti dengan menggunakan kalimat “Anak saya selalu ingin tahu apa yang terjadi di seklilingnya.”.

Perbandingan Tidak Perlu

Membandingkan anak bunda dengan dengan anak lain merupakan hal yang sangat tidak diperlukan. Hal tersebut menyebabkan anak merasa selalu ada anak lain yang lebih dari semuanya. Sehingga, tidak heran jika anak menjadi rendah diri dan selalu melihat apa yang tidak bisa dilakukannya. Usahakan melihat apa yang anak bisa. Pujilah anak, dukung anak, dan fokud kepada hal-hal yang sudah bisa dilakukannya.

Kenapa dan Dengarkan

Setiap anak lahir dengan rasa ingin tahu yang besar, Hal inilah yang membuat mereka sering melakukan hal-hal yang diluar kebiasaannya dan keinginan orang tua. Seringkali anak ingin melakukannya bukan dengan tujuan membuat orang tua kesal, akan tetapi karena rasa ingin tahunya yang tinggi. Misalnya, anak membuka keran air dan membuat lantai rumah sampai banjir, meari-nari dibawah air hujan yang deras, dan mencoreti lantai bahkan tembok dengan sisa makanan.

Jika hal ini terjadi, tenangkan diri bunda, sabar, dan jangan langsung marah. Tanya kepada anak “mengapa” dia melkukan hal tersebut. Dengarkan jawaban anak dengan baik-baik dan jangan memotong jawaban anak. Dengan demikian anak merasa bahwa dia diperhatikan dan dianggap serius oleh orang tuianya. Jika apa yang dilakukan ana dirasa berbahaya dan merupakan perilaku yang tidak baik, maka jelaskan kepada anak dengan menggunakan bahasa yang dimengerinya. Serta, berilah alasan yang dapat dimengerti oleh anak “mengapa| hal tersebut tidak baik dilakukan.

Komunikasi Pendapat

Sesuai dengan perkembangan anak berdasakan usia dan kemampuannya yang sudah dapat berkomunikasi dengan orang tua-nya. Seorang anak yang masih balita pun dapat mengutarakan pendapatnya, tentu saja dengan kosa kata yang terbatas tentang apa yang dia mau dan tidak mau, mengapa, dan seterusnya. Bunda juga bisa mengasah anak untuk pandai dalam mengutarakan pendapatnya. Mulailah dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya, bertanya kepada anak tentang mengapa anak lebih menyukai boneka. Apakah boneka tersebut boleh dipinjam oleh ayah dan atau bunda ? Jika tidak, mengapa ? Semakin usia anak bertambah bunda dapat menanyakan pendapat mereka untuk kegiatan sehari-hari.Dengarkan penjelasan anak dengan serius dan jangan menertawakannya apabila alasan tersebut terdengar konyol. Puji jika pendapatnya bagus dan benar-benar dapat dilakukan.

Bebas Merdeka

Anak yang mendapat dukungan dari orang tuanya akan menjadi anak yang lebih percaya diri daripada anak yang sering dilarang oleh orang tuanya. Namun, terkadang apa yang anak inginkan tidak dapat diterapkan setiap saat atau dimana saja semaunya.

Oleh karena itu, bunda dapat mengusahakan saat waktu bebas anak dapat melakukan apa yang diinginkannya dan berikan penjelasannya. Jika hal ini dilakukan secara konsisten, anak akan belajar untuk memisahkan apa yang didukung dan apa yang dilarang. Anak juga akan belajar bahwa hal yang dilarang bukanlah apa yang tidak dapat dilakukan, tapi faktor lainnya, seperti apa, kapan, dimana, atau seberapa sering hal tersebut dilakukan.

Bisa Sendiri

Seiring berkmbangnya motorik anak, mereka akan semakin mampu melakukan sesuatu dengan sendirinya. Berikan kesempatan kepada anak untuk mencoba dan jangan langsung panik ketika dia gagal. Misalnya, apabila anak ingin minum sendiri maka berikanlah ia gelas yang terbuat dari plastik. Apabila air tumpah kelantai jangan langsung memarahinya. Cobalah melihat dan tersenyum kepadanya, serta berikan ia semangat untuk terus mencobanya. Pujilajh anak apabila dia sudah berhasil melakukan sesuatu yang baru. Jangan hentikan semangat anak mencoba hanya karena dia gagal. Anak butuh proses untuk belajar mengoordinasikan apa yang ingin dilakukannya dan gerakan tubuhnya.

Jangan Biarkan Malu

Banyak anak pada saat dia berada di lingkungan baru dan orang-orang asing, langsung diam dan berlindung di balik orang tua nya. Sayangnya, orang tua kerap kali memberikan label pemalu pada diri anak, seakan itulah kodratnya. Padahal anak menjadi “pemalu” atau “diam” karena dia ragu untuk melakukan sesuatu, takut salah, tidak nyaman dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya, merasa dirinya kecil, dan tidak berarti. Jangan biarkan anak menjadi pemalu karena semakin lama rasa malu dibiarkan, maka anak akan berkembang menjadi anak yang rendah diri.

Ketika anak sudah kembali di lingkungan yang membuatnya nyaman, tanya apakah dia baik-baik saja, mengapa tadi dia diam saja ?. Sering kali masalahnya sederhana, seperti suara seseorang yang membuatnya takut atau anak tidak suka dipeluk-peluk oleh kerabat. Tenangkan anak kalau dia tidak melakukan kesalahan jika tidak nyaman di suatu lingkungan.

Kamu Mampu

Di setiap pertemuan lingkungan atau keluarga besar yang banyak anak sebayanya, membanding-bandingkan kebiasaan anak sering kali menjadi tema pertemuan bunda atau ayah bersama dengan teman-temannya. Hal ini tidak jarang mengintimidasi orang tua yang merasa anaknya “kurang” dari yang lain. Tanpa sadar orang tua akan menularkan perasaan ke anak kalau dia kurang dari yang lain. Untu ini bunda harus memfokuskan diri kr perkembangan anak sendiri, bukan anak orang lain. Lihat dengan jelas apa yang mampu dilakukan anak sesuai usia dan kemampuannya. Pujilaj anak dengan sesuatu yang anak sukai. Ajak anak menyenangi apa yang dilakukannya karena jika dirinya senang, dia akan berusaha melakukan hal itu sebaik mungkin.

Orang Dewasa Bisa Salah

Jika anak selalu disalahkan meskipun dia melakukan sesuatu hal yang dianggap “salah” karena tidak tahu konsekuensi nya, belum tahu bagaimana cara terbaik, belum mengerti kalau itu salah, atau memang belum mampu melakukan dengan benar, maka anak akan kehilangan rasa percaya dirinya dengan cepat. Parahnya jika orang tua memposisikan diri sebagai pihak yang selalu benar dan pendapat anak yang berbeda dengan orang tua pasti salah. Upayakan suasana hangat di rumah tanpa langsung menyalahkan seseorang jika sesuatu tidak berjalan seperti harapan. Akui apabila anak melakukan hal-hal yang benar.



Read more