Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Baru Belajar Bicara ?

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Yang Baru Belajar Bicara ?
Photo by Jelleke Vanooteghem / Unsplash

Komunikasi adalah salah satu kebutuhan biologis manusia. Bunyi, kode, isyarat, dan bahasa pun diciptakan supaya biasa berkomunikasi dengan makhluk hidup lainnya. Dimana dasar Bahasa manusia adalah rangkaian bunyi yang diucapkan Ketika manusia saling berbicara. Namun, akan menjadi masalah apabila anak menolak berbicara dan sulit mengucapkan rangkaian kata atau banyak mengucapkan sesuatu tapi tanpa arti dan tidak jelas.

Sejak dalam Kandungan

Ketika usia janin 18 minggu, janin sudah bisa mendengar suara sejak didalam kandungan. Di minggu ke-23 minggu, janin sudah bisa membedakan suara yang ada (misalnya, detak jantung). Di minggu ke-27, janin sudah dapat merespon apa yang didengarnya.

Berbicara adalah bentuk mengulang apa yang manusai dengar sehingga minggi ke-27, bunda dapat mengajak janin bicara sejak didalam kandungan. Semakin sering janin mendengar suara orang tua-nya, maka Ketika lahir akan semakin cepat mengenal orang tua-nya. Jika anak merasa kenal, maka dia pun merasa aman dan semakin mudah menangkap kata-kata dari orang tua-nya. Hal ini sangat membantu anak adalam proses bicara anak nanti.

Bahasa Bayi

Ketika anak masih bayi, secara umum para orang tua akan langsung merasa perlu berbicara dengan “Bahasa bayi”, seperti “da. . .da. .” atau “bu. . .bu . . .”, atau “mam. . .mam. . .”, atau bunyi lainnya. Bayi memang Nampak menggemaskan seperti boneka, tapi bayi bukanlah boneka. Mereka bisa mengingat apa yang didengar dan nantinya ketika organ bicaranya sudah berkembang baik, maka mereka akan mengulang apa yang di dengar oleh-nya. Oleh karena itu, bunda bisa bicara secara normal dengan bayi. Gunakan kalimat pendek tapi lengkap dengan kata-kata jelas.

Empeng atau Tidak

Ada beberapa bayi yang suka menyedot empeng ( soother atau pacifier ) ketika tidak lagi yang menyusu. Gerakan menyedot memang menenangkan bayi, namun jika dia membuat Gerakan menyedot tanpa melakukan Gerakan lain, bayi jadi tidak terbiasa menggerakkan otot mulut dan lidah untuk hal lainnya. Variasikan penggunaan empeng dengan teether sesuai dengan usia bayi sehingga dia dapat melatih Gerakan menggigit, bukan hanya untuk menyedot. Namun, sama dengan teether, jangan biarkan anak memakainya secara terus menerus. Biarkan anak menggerakkan mulutnya dengan bebas, tanpa harus ada sesuatu di dalam mulutnya.

Meniru Mimik Mulut

Semakin besar bayi maka anak akan semakin dapat menirukan raut muka orang tua-nya. Jika bunda melotot maka anak juga ikut melotot. Jika bunda tertawa maka anak juga ikut tertatawa, dan ekspresi lainnya yang bunda tunjukkan ke anak. Maka, gunakan kesempatan ini untuk melotot wajah, khususnya otot-otot mulutnya. Bunda juga dapat mencontohkan bagaimana mulut terbuka mengatakan huruf “a”, bagaimana mulut tertarik ketika tertawa lebar, bagaimana mulut tertarik ke bawah ketika merenggut, atau bagaimana mulut maju ke depan ketika meniup sesuatu. Buatlah sekreatif dan semenarik mungkin. Jadikan kegiatan tersebut untuk mengeratkan ikatan antara orang tua dan anak.

Makanan Kasar

Ketika anak baru lahir dan baru bisa makan atau MPASI, tentu saja semua bahan makanan harus dihaluskan karena kemampuan mengunyah dan mencerna harus diharluskan karena kemampuan mengunyah dan mencerna makanan masih terbatas. Namun, ada kecenderungan bunda untuk terus menghaluskan makanannya meskipun anak sudah bisa memakan makanan yang kasar sesuai dengan usianya dengan alasan supaya anak cepat menyelesaikan makanannya. Padahalan Gerakan mengunyah sangat penting untuk melatih otot-otot organ bicaranya. Untuk itu sangat penting untuk bunda untuk meningkatkan halus kasarnya suatu makanan anak sesuai dengan usianya meskipun akibatnya anak akan makan lebih lama tapi ambil waktu untuknya.

Ungkap Rasa

Sudah menjadi tugas orang tua untuk mempeluas kosakata anak. Bunda dapat membuat kegiatan mengungkap rasa untuk anak. Sediakan banyak piring kecil, lalu letakkan berbagai macam bahan makanan, seperti gua, garam, lada, kayu manis, bubuk pala, cokelat, minyak sayur, dan banyak lagi. Lalu bunda bisa membantu anak-anak untuk mengungkapkan rasa tersebut kepada anak. Jangan lupa untuk memberikan air minum setiap memberikan rasa yang baru.

Imitasi Orangtua

Anak belajar dengan meniru orang-orang terdekatnya. Jadi, tidak heran kalua anak menjadi imitasi dari orang tua-nya. Sejak anak berusia satu bulan, dia sudah dapat memerhatikan mimic wajah orang tua-nya dan menirukannya. Ketika ayah dan bunda berbicara dengan anak, partikan bunda dan ayah menatap wajah anak sehingga anak dapat dengan mudah mengamati gerakan wajah bunda. Anak mungkin belum mengucapkan dengan jelas seperti apa yang diucapkan oleh orang tua, namun anak sudah dapat mengerti tentang apa yang diucapkan oleh orang tua. Ketika Gerakan mulut, mimic muka, dan suara yang terdengar saling berhubungan maka anak dapat menirukan cara bunda berbicara.

Berulang Kali

Anak bukanlah computer yang Ketika di install suatu program, maka akan berjalan sendirinya. Bunda juga harus mengerti dan memberikan waktu kepada anak untuk mengasah kemampuannya sesuai dengan usia dan kesanggupannya. Jika anak masih berbicara terbata-bata jangan langsung dikoreksi. Jangan disalahkan apalagi dimarahi. Berikan anak support system supaya dia memiliki kepercayaan diri untuk bisa berbicara. Bunda bisa mengulangi kata-kata yang sama hingga anak dapat mengucapkan kata-kata yang jelas.. Ucapkan kata-kata yang sederhana, tidak terburu-buru, baik, dan jelas sehingga anak dapat mendengar dan menginagatnya. Akhiri pengulangan dengan sebuah kalimat pertanyaan kepada anak untuk memastikan informasi yang bund sampaikan apakah sesuai dengan bunda maksud. Jangan lupa untuk memberikan pujian kepada anak apabila sudah bisa mengucapkan kata-katadds dengan jelas. Beri semangat dengan membiarkan anak terus berbicara dengan menjadi pendengar yang baik.

Runutan Kata

Ketika anak semakin percaya diri untuk berbicara, mereka biasanya ingin berbicara sebanyak mungkin dalam waktu sesedikit mungkin. Jangan heran apabila anak akan berbicara menggunakan kalimat dengan kata-kata yang tidak runut, meloncat-loncat dari satu tema ke tema lain, dari satu benda ke benda lainnya. Bunda bisa memperbaikinya dengan memberikan penjelasan kepada anak dengan kalimat yang runut sehingga dia tahu bagaimana harus memformulasikan kalimat yang baik dan benar. Usahakan jangan terkesan menggurui anak yang salah dan jangan potong pembicaraan anak dengan menggunakan ujaran seperti , “Kamu bicara apa sih ? Enggak ngerti ah !” atau ucapan-ucapan semisalnya.

Perkembangan Bahasa

Terkadang orang tua menginginkan anak untuk cepat berbicara walaupun usianya msih belum memungkinkan untuk berbicara dengan benar yang dikarenakan organ bicara ana belum terbentuk dengan baik.

Usia satu tahun anak dapat menanggapi perkataan orang lain dengan celoteh atau kata sederhana , namun belem sempurna.

Usia dua tahun, kosakata anak berkembang pesat dan sudah dapat mengucapkan kata-kata sederhana dengan baik dan benar.

Usia tiga tahun, anak dapat membuat kalimat pendek dan sederhana.

Usia empat tahun , anak dapat membuat kalimat panjang dengan isi yang lebih kompleks.

Ingat bunda hal tersebut untuk panduan semata yang mungkin berbeda dengan kemampuan setiap anak. Hal yang perlu bunda perhatikana adalah bagaimana perkembangan anak dalam berbicara dengan baik dan benar.



Read more