Bagaimana Cara Mengatasi Anak Perajuk?
Anak kecil dan merajuk adalah hal yang tidak terpisahkan. Bentuknya bisa dengan menangis merengek-rengek, menangis sambil berteriak-teriak, menjatuhkan diri ke lantai sambil marah-marah, menolak melakukan semua hal, dan banyak lagi. Masalah baru akan muncul jika anak merajuk secara berlebihan sampai tidak mau melakukan apapun dalam waktu yang lama. Dia hanya fokus untuk mengeluarkan emosi, ketimbang kepada pengontrolan emosi.
Tetap Tenang
Mendengar anak menangis meraung-raung atau merengek bukanlah hal yang disenangi orang tua. Apalagi jika tangisannya semakin kencang dan membuat orang lain di sekitar ikut terganggu.
Bersikaplah tenang dan jangan terpancing untuk ikut marah. Ingat anak perasaan anak sedang bergejolak. Dia hanya tidak tahu bagaimana menyalurkan rasa kesalnya dengan baik dan benar karena tidak ada yang membimbingnya. Anak pun tidak tahu bagaimana caranya merajuk. Anak hanya mengetahui kalau dirinya merasa kesal dan tidak nyaman, maka merajuk dan merengel-rengek adalah jawabannya. Pada saat seperti ini, apa yang dibutuhkan oleh anak adalah orang tua yang tetap tenang dan mengerti apa yang dia rasakan, bukan orang tua yang ikut kesal dan berteriak.
Proses Belajar
Anak juga belajar dengan melihat reaksi orang tua dan orang-orang yang di sekitarnya. Oleh karena itu mereka akan mencoba untuk merajuk selama yang dia inginkan karena dia merasa jika dia merajuk yang lama (apalagi dengan penuh drama), orang tua akan memberikan apa yang diinginkan. Jika menghadapi anak yang seperti ini, tarik napas dalam-dalam-dalam dan tetap tenang. Cobalah untuk belajar mengenal apa yang diinginkan oleh anak dan cara yang digunakan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Tetap Konsekuen
Tegas itu berarti jelas apa yang boleh dan tidak boleh beserta dampaknya. Katakan tidak jika maksud bunda adalah tidak, walau pun seheboh apa pun cara merajuk anak. Jika orang tua tetap sabar, tenang tapi tegas, anak pun belajar tentang batas keinginannya.
Kemampuan anak yang sedang merajuk pendengarannya akan sangat tumpul. Kalimat panjang yang dilontarkan bunda tidak akan di dengarkannya atau malah menjadi bahan untuknya merajuk lebih hebat lagi. Biarkan anak merasa kalau orang tua mendengarkan permintaannya, maka bunda tidak akan marah, tapi ada batas yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan sesuatu.
Jujurlah dengan perasaan bunda sendiri. Jika sudah terpancing emosi, jauhkan diri dan tenangkan diri. Jika lelah dan memilih mengalah daripada ribut pikirkan efeknya ke anak kalau bunda tidak konsisten. Cobalah bersabar, tenang, dan tegas dalam kondisi apapun sehingga anak juga dapat belajar untuk mengontrol caranya merajuk.
Ajari Cara Berkomunikasi
Bunda dapat membuat anak mengerti kalau merengek dan merajuk bukanlah cara yang yang tepat untuk meminta sesuatu. Katakan jika bunda dan ayah akan mendengarkan permintaannya jika disampaikan dengan baik, tanpa rengekan dan rajukan.
Ajari kalimat-kalimat singkat yang bisa dipakai anak sesuai dengan usia dan kemampuannya bicaranya. Bunda juga harus memberikan alasan yang wajar dan dapat dimengerti anak sesuai dengan usianya tentang tidak semua yang diinginkan bisa didapatkan. Karena anak belum mampu berkomunikasi dengan baik belum tentu dia tidak mampu berpikir. Jangan memberikan penolakan tanpa alasan dengan mengatakan: “pokoknya tidak boleh!” atau “karena ayah atau bunda bilang tidak!”.
Jauhkan Diri
Bunda ingat, jangan menghadapi anak yang merajuk jika bunda juga sedang emosi tinggi. Proses menjauhkan diri bukan untuk mengurung anak dikamarnya, apalagi menyuruhnya berdiri sendirian di pojok ruangan. Hal ini akan membuat anak takut dan permasalahannya akan semakin besar.
Semakin banyak penonton maka makin sikap anak akan menjadi-jadi karena dia berharap seseorang pasti akan memenuhi keinginannya. Bunda yang sudah bilang “tidak”, akan diadu dengan orang lain mengatakan sebaliknya. Bunda juga harus tegas dan mengabaikan apa yang dikatakan orang lain baik itu kakek, nenek, mertua, saudara, maupun orang lain di sekitar. Lambat laun jika anak mendapati bahwa tanda-tanda keinginannya tidak akan dikabulkan maka anak akan berhenti merajuk dan kembali ke orang tuanya. Bunda juga dapat memberitahunya: “Kalau sudah merajuknya (ngambeknya), boleh ikut ayah dan bunda lagi.”
Lembut Mencintai
Jika pada akhirnya anak berhenti merajuk, bunda dapat memberikannya pelukan hangat, atau membacakan cerita yang disukainya. Dengan kata lain, jangan memaki, menyalahkan, atau menyindir anak ketika dia berhenti merajuk. Hal itu tidak akan menolong keadaan, malah membuat anak makin merasa dimusuhi dan tidak dimengerti oleh orangtua. Akibatnya hubungan bunda dan anak akan semakin renggang.
Ketika anak merajuk dan orang tua memaksa, sebenarnya yang terjadi adalah saling menolak. Bunda, anak bukanlah musuh yang harus dilawan. Anak bukanlah hewan yang harus dijinakkan dan yang bunda cari bukanlah kemenangan, melainkan solusi.
Ada Batas
Ketika rasa kecewa mendera, tingkah merajuk anak akan semakin menjadi-jadi. Misalnya, yang tadinya hanya menangis merengek, menjadi tangisan meraung-raung, atau yang tadinya hanya sebatas menjatuhkan diri dilantai sekarang malah melempar semua benda dan mainan di sekitarnya. Bunda, ini memang sulit, tetapi cobalah untuk bersabar atas situasi yang sedang dihadapi. Jelaskan kepada anak tentang apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak diperbolehkan dengan menggunakan bahasa yang dimengerti olehnya. Tegaskan kepada anak kalau mereka boleh saja marah, kecewa, atau merajuk, tapi tidak sampai merusak, tidak menyakiti, dan tidak mengganggu sekitar. Tunjukkan kalau semua hal yang merusak tidak menyelesaikan masalah, malah merugikan dirinya sendiri.
Sekali lagi, dengan membimbing untuk melihat akibat/konsekuensi tingkah lakunya, maka diharapkan kesadaran diri akan tumbuh dalam dirinya. Jika proses belajar menumbuhkan kesadaran diri semakin bagus, maka anak pun semakin mengontrol diri untuk tidak merajuk. Bunda juga harus mengajari anak untuk jujur pada kekurangan diri. Tidak perlu malu jika salah. Tidak perlu merajuk atau membuat drama jika orang lain tahu jika dirinya salah.
Lihat Kondisi
Dapat dimengerti ketika orang tua menginginkan anaknya mengikuti aturan yang ditetapkan tanpa ada celah sedikit pun. Namun bunda juga harus melihat situasi dan kondisi anak sebelum terpaku pada ego bunda dan kedisiplinan yang kaku. Bunda bisa memberikan waktu toleransi terhadap aturan-aturan yang berlaku selama hal tersebut tidak membahayakan anak.
Puji Anak
Bunda harus melihat tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh anak di usia dan kemampuannya. Bunda bisa memberikan pujian, dukungan, ucapan terima kasih, dan memeluk anak. Berikan anak rasa kalau dia di sayang, dihargai, dan dihormati oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya. Hanya karena anak suka merajuk dan suka melakukan kesalahan, bukan bermakna bahwa anak akan menjadi monster. Anak tetaplah anak yang perlu disayangi, dilindungi, dan dihargai. Jangan lupa ucapkan tolong dan terima kasih setiap kali bunda meminta anak untuk melakukan sesuatu.
Sesuaikan Harapan
Wajar jika bunda menginginkan anaknya menjadi seseorang yang sesuai harapan. Namun sering kali bunda lupa usia anaknya sendiri dan seberapa besar keinginannya. Bunda juga harus menyesuaikan harapan, keinginan, dan ego dengan pribadi anak. Banyak hal yang menjadi sumber merajuk, yang sebenarnya berawal dari perbedaan harapan dan keinginan. Teliti lagi, apa benar larangan itu solusi terbaik bagi semuanya ?
Hadang Manja
Banyak orang tua memilih untuk mengalah dan memberikan apa yang diinginkan anak agar dia berhenti merajuk. Hasilnya, anak tidak mengenal antara keinginannya yang wajar dituruti dengan keinginan yang tidak pada tempat atau sesuai dengan usianya, dan harusnya tidak dituruti. Semua alasan untuk memanjakan anak dapat menjadi bumerang bagi kehidupan anak sendiri nantinya. Tidak ada jaminan dia akan mendapatkan semua yang diinginkannya dalam hidup. Oleh karena itu, bunda harus belajar tega, tegar, sabar, menghadang manja, dan menangkis rajukan.
Asah Empati
Bunda dapat mengajak anak untuk melihat sendiri bagaimana nasib anak-anak sebayanya yang kurang beruntung hidupnya. Perlihatkan pada anak tentang bagaimana mereka bahagia untuk hal-hal sederhana dalam hidup dan bagaimana kebahagiaan bukan bersumber dari kepemilikan barang.
Teladan Bersama
Anak-anak akan mencontoh orang tuanya. Jika ayah suka merajuk dan ibu suka ngambek ketika keinginan tidak terjadi, maka anak pun akan menirunya. Bunda juga harus memerhatikan apa yang harus dilakukan jika kecewa, tidak nyaman, tidak mendapat apa yang diinginkan, ditolak, dan semua hal yang biasanya menjadi sumber rajukan anak. Jangan sampai rajukan anak akibat dari bercermin kepada perilaku orang tuanya.